Arsip Blog

Sabtu, 18 Mei 2013

Hero

Tentu kamu pernah mengenal kata "hero" yang dalam bahasa kita berarti "pahlawan". Pahlawan itu sendiri sering kita artikan sebagai seseorang yang berjuang dijalan kebajikan(kebaikan) untuk melindungi atau menyelamatkan orang yang sedang tertindas atau terancam oleh suatu bahaya atau yang sering disebut kejahatan. Apa sebenarnya makna hero itu sendiri? Berikut ini beberapa penjelasan tentang hero. Diciptakan dalam bahasa Inggris pada 1387, kata Hero berasal dari bahasa Yunani "ἥρως" (pahlawan), "pahlawan, pejuang", secara harfiah "pelindung" atau "pembela" bentuk asli mendalilkan kata-kata yang masing-masing * ἥρ ϝ ως, hērwōs dan * ἭρFα, Hērwā. Hal ini juga memperkirakan menjadi serumpun dari kata kerja Latin servo (makna aslinya: untuk melestarikan keseluruhan) dan dari Avesta kerja haurvaiti, meskipun aslinya Proto-Indoeuropean akarnya tidak jelas. Menurut American Heritage Dictionary dari Bahasa Inggris, akar Indo-Eropa *ser yang berarti "untuk melindungi". Menurut Eric Partridge di Origins, The Heros kata Yunani "ini mirip dengan" seruāre Latin, yang berarti untuk melindungi. Partridge menyimpulkan, "Rasa dasar kedua Hera dan Hero karena itu akan menjadi 'pelindung'". Psikologi sosial telah mulai memperhatikan Hero dan Heroism. Sebuah karya oleh Zeno Franco dan Philip Zimbardo menunjukkan perbedaan antara heroism dan altruism, dan mereka menawarkan bukti bahwa persepsi pengamat risiko dibenarkan memainkan peran, atas dan di luar jenis risiko, dalam menentukan anggapan status heroic. Sebuah psikologi penjelasan evolusi untuk heroic pengambilan risiko yaitu bahwa itu adalah tanda berharga yang menunjukkan kemampuan Hero. Hal ini dapat dilihat sebagai salah satu bentuk altruism yang ada, juga beberapa penjelasan evolusioner lainnya. Dikemukakan dalam sebuah artikel oleh Roma Chatterji "bahwa pahlawan atau lebih umum protagonis adalah pertama dan terutama representasi simbolis dari orang yang mengalami kisah saat membaca, mendengarkan atau menonton, sehingga relevansi hero bagi individu bergantung banyak pada seberapa banyak kesamaan yang ada antara keduanya. Salah satu alasan untuk hero-sebagai-diri interpretasi cerita dan mitos adalah ketidakmampuan manusia untuk melihat dunia dari perspektif apapun tetapi satu pribadi. Dalam realita dunia hero sendiri akan dianggap sebagai bentuk main hakim sendiri atau juga dianggap bentuk ke egoisan dari satu orang untuk memaksakan idealisme nya. Sering hal ini disebut "sok pahlawan". Pada hal dalam kenyataannya seseorang sebenarnya punya hak dan tanggung jawab kepada sesamanya dalam hal ini manusia. Orang-orang yang berseragamlah yang memang diberikan gaji untuk menindak kejahatan yang lebih berhak melakukan hal heroic karena sudah memiliki amanat dari organisasi atau lembaga yang mentugaskan mereka untuk menjaga kmeamanan daerah, wilayah, atau negara. Demi untuk mencegah masyarakat menjadi pahlawan individual atau main hakim sendiri. Walau pun begitu terkadang pahlawan berseragam suatu lembaga kalah tanding dengan kejahatan yang semakin terstruktur, canggih, dan memiliki peralatan yang lebih efektif.